Kisah manusia tinggal dibumi saat itu ketika nabi Adam yang
tergoda akan iblis dan memakan buah kuldi. Hingga Allah memberikan hukuman
untuk nenek moyang kita tinggal dibumi.
Tentunya berada di bumi, ini kita senang. Ada yang bersyukur
namun ada juga manusia keterlaluan hingga membuat kerusakan dimuka bumi ini.
Padahal bumi adalah tempat yang paling pas bagi manusia. Dimana sumber daya
alam berlimpah. Hingga, manusia bisa memanfaatkannya untuk melangsungkan hidup.
Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata kegembiraan kita menempati
bumi, tidak dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa? Dikatakan bahwa ternyata,
sebelum bumi dijadikan tempat tinggal manusia, bumi menangis. Bumi tak ingin
dirinya dijadikan pijakan bagi manusia.
Mengutip dari infoyunik.com, kisahnya terjadi saat Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan menciptakan Nabi Adam Alaihis Salam yang tercipta dari
tanah. Dalam sebuah hadis mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq
disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Allah mengabarkan
kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian
meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa
yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa
yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku,” (Imam
Ats-Tsa’labi 1).
Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal
ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau
cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Allah tersebut,
”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Setelah informasi ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah
malaikat Jibril untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak
memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang
sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita,
“Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah
dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril.
Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia
di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau
tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni
neraka’.”
Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi,
lalu kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan
keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Allah lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan
Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal
serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali
lagi kepada Allah tanpa membawa sedikit tanah pun sama seperti Jibril.
Allah kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini
tidak seperti dua malaikat lainnya. Karena ia tidak mempedulikan bumi agar
tidak mengambil tanahnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi
pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski
bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun ia tetap mengambil tanah seraya
berkata,
“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali
tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”
Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi,
bumi pun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa apa
yang sudah diambilnya dari bumi sebenarnya akan dikembalikan ke bumi. Kemudian
Allah berfirman kepada bumi,
“Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku
ambil darimu itu.” Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dari bumi (tanah) Kami
jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan
keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).
Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu dibawa menghadap
Allah.
Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap manusia yang membuat
kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik,
namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Allah tidak
menciptakan manusia sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di akhir
kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa sebenarnya skenario
Allah.Wallahu a’lam.
0 comments:
Post a Comment